Wanita Ketika Sedang Jatuh Cinta
Dina Putri :D
Tahukah Kamu Bagaimana wanita ketika yang sedang JATUH CINTA?. Kondisinya
wanita yang sedang jatuh cinta lebih parah dibandingkan laki-laki. Semua
yang ia rasakan akan hilang tertutupi oleh rasa suka, sehingga ia bisa
mengorbankan persahabatan demi cintanya. Sirkuit-sirkuit otak wanita
akan aktif ketika jatuh cinta bagaikan seorang pecandu narkotika yang
sedang menanti datangnya suntikan-suntikan.
Seorang wanita akan mengalami ketagihan cinta yang luar biasa.
Bahkan, keadaan otak yang sedang ketagihan cinta ini akan berlangsung
selama 68 bulan. Keinginan ini begitu kuat sehingga kebahagiaan, dan
daya hidup orang yang dicintai itu menjadi sama pentingnya, bahkan
merasa lebih penting daripada kebahagiaan dan daya hidup dirinya
sendiri.
Wanita sebenarnya sangat mudah jatuh cinta. Meski banyak yang
mengatakan cinta itu tumbuh di hati, tapi pada wanita, proses itu lebih
banyak terjadi di otak. Lebih mencengangkan lagi, cinta pada pandangan
pertama benar-benar bisa terjadi pada seorang wanita. Pasalnya, respons
yang diberikan otaknya sangat cepat, sekitar 0.2 detik saja.
Selain itu, hadirnya perasaan cinta bagi wanita melibatkan proses
yang sangat kompleks. Sedikitnya ada 12 area di otak yang terlibat dalam
pelepasan berbagai hormon cinta emosi, seperti dopamin, oksitosin,
adrenalin, dan vasopresi.
Peran dari masing-masing bagian otak berbeda, tergantung bentuk rasa
cinta yang dialami seorang wanita. Misalnya, pada cinta tak bersyarat
(unconditional love) seperti yang terjadi dan dialami seorang ibu
terhadap anaknya, otak tengah paling memegang peran. Namun, yang paling
mendominasi peran yang lebih kompleks pada wanita, justru terjadi pada
cinta birahi (passionate love). Pada perasaan semacam ini, ada beberapa
bagian otak yang cenderung lebih aktif, di antaranya adalah bagian
sistem reward yang merupakan pusat kesenangan serta bagian kognitif
untuk pencitraaan tubuh.
Perasaan cinta bagi wanita juga ditandai dengan kenaikan kadar nerve
growth factor (NGF) dalam darah. Senyawa kimia yang tercatat mengalami
peningkatan tajam saat seseorang terpesona pada pasangannya ini
membuktikan bahwa fenomena cinta pada pandangan pertama memang
benar-benar ada. Pada dasarnya reaksi apa pun yang terjadi di hati
sebenarnya berasal dari otak. Oleh karena itu, saya akan mengatakan rasa
cinta itu terbentuk di otak, bukan di hati.
Dikutip Dari berbagai sumber