Sebuah Ironi Langkanya Lagu Anak-Anak
Sungguh ironi yang nyata di negeri kita indonesia ini saat mendengar anak-anak kecil
disekeliling kita menyanyikan lagu yang tidak sewajarnnya mereka
nyanyikan diusia yang sekecil itu…“..
kuhamil duluan sudah 3 bulan..gara-gara pacaran tidurnya berduaan,
begitulah kira-Kira beberapa lirik
lagu yang dinyanyikan anita. Anita merupakan siswa kelas 3 di salah satu sekolah dasar di daerah Makassar . Jelas lingkungan adalah faktor utama yang menyebabkan hal
tersebut. Televisi juga mempunyai dampak yang sangat luar biasa terhadap
tumbuh kembang anak.
Desaku yang kucintaPujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
Dan handai taulanku…
Cuplikan lirik lagu diatas tentu tidak asing bagi kita yang lahirnya tahun 2000-an kebawah . Tetapi dewasa ini lagu
anak-anak hilang di TV. Pertanyaan besar yang timbul adalah,
1. Kenapa hal
tersebut bisa terjadi?
2. Apa stasiun televisi berpikir bahwa
anak-anak tidak pernah menonton TV?
3. Prosentase penonton televisi
untuk anak sangat kecil sehingga mereka tidak menayangkan acara musik
khusus anak kecil?
Sebenarnya proses pembelajaran untuk anak akan lebih mudah dicerna jika
dilagukan atau dijadikan lagu. Karena dengan lagu mereka tidak akan
bosan dan senang belajar. Misalnya saja belajar berhitung, mengenal
warna bahkan nama-nama nabi akan sangat mudah dihafal jika dilagukan.
Maka dari itu betapa pentingnya lagu anak-anak untuk sarana pendidikan.
Kini, anak-anak justru disodorkan dan doktrin dengan lagu-lagu yang tidak edukatif
untuk membantu proses pembelajaran. Apa yang terjadi saat ini tergantung
pula dengan pola pengawasan dan pendidikan yang diajarkan oleh orangtua
si anak. Karena bagaimanapun, anak-anak harus ada yang mengarahkan, yaitu orangtuanya.
Publisitas atas keberadaan lagu anak menjadi kendala utama dalam industri musik dewasa ini. Publikasi atas lagu anak saat ini nyaris tidak ada. Menurut Bens Leo (pengamat musik senior indonesia) dalam wawancaranya (TVRI),
yang lebih menyedihkan label rekaman juga menghindari memproduksi lagu
anak-anak. Bens menyoroti industri lagu anak merosot lima tahun ini,
karena ditimbang oleh industri musik.
Indikator yang paling utama terlihat ketika salah satu perusahaan
rekaman terbesar di dunia, yaitu Sony Warner yang di Indonesia dikenal
bernama Sony Music Indonesia, menutup perusahaannya. Padahal mereka
sempat memproduksi album Tasya yang diaransemen oleh Dian HP dan meraih
kesuksesan yang luar biasa.
Lalu apa yang akan dilakukan industri musik dan pemerintah untuk mengatasi langkanya lagu anak-anak?
By: Lisa Kristianti dan Muhammad Aswar