Kisah Transgender Tertua China
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin itulah yang
ada dalam benak Qian Jinfan, seorang penulis kaligrafi China.
Empat tahun lalu, saat usianya menginjak 80 tahun, pria ini memutuskan untuk menjadi transgender. Kini, dia menjadi transgender tertua di Negeri Tirai Bambu.
Empat tahun lalu, saat usianya menginjak 80 tahun, pria ini memutuskan untuk menjadi transgender. Kini, dia menjadi transgender tertua di Negeri Tirai Bambu.
"Inilah saya yang sebenarnya. Selama hampir 80 tahun, saya telah
menutupi bahwa saya ingin menjadi seorang wanita," kata Qian yang
memilih Yiling sebagai nama barunya.
Menurut harian Telegraph yang dikutip VIVAnews, Jumat 15 Juni 2012, Qian sudah merasa terperangkap dalam raga yang salah sejak masih kecil. Seumur hidupnya, ia berusaha menyembunyikan perasaan ini dari orang-orang di sekitarnya. Termasuk, anak dan istrinya, yang sampai sekarang masih terikat tali pernikahan dengannya.
Sebenarnya, Qian sempat mengonsumsi obat-obatan hormon pada 60-an. Namun, seperti dilansir Shanghai Daily, Qian akhirnya berhenti, karena obat-obatan itu tidak memberinya efek apa pun.Pelan-pelan, hal itu semakin menyiksa batinnya. Pada Desember 2008, Qian memutuskan untuk tidak lagi "bersembunyi" dengan mulai menggunakan pakaian wanita dan melakukan suntik hormon untuk membesarkan payudaranya.
Dalam usahanya memperoleh pengakuan, Qian yang kelahiran Jiaxing ini lalu mengirim surat pada bekas kantornya, Biro Kebudayaan Foshan. Dalam suratnya, ia mengeluh karena harus menggunakan pakaian laki-laki selama hidupnya untuk menutupi identitasnya.
Tidak cukup sampai di situ, Qian kembali mengirim surat pada 2010. Kali ini, dia mengukuhkan identitasnya sebagai seorang wanita bernama Qian Yiling. Walaupun berminat menjalani operasi transeksual, namun ia memilih tidak menjalaninya karena rumit dan berisiko.
Mantan rekan kerja serta beberapa kerabat Qian menghormati serta menerima keputusannya, karena menganggap keputusannya sebagai hal yang sangat pribadi.
Aktivis hak kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) China juga memuji keberaniannya untuk mengaku, mengingat hal itu bagi komunitas LGBT di China masih menghadapi banyak masalah seperti sensor dan prasangka.
Menurut harian Telegraph yang dikutip VIVAnews, Jumat 15 Juni 2012, Qian sudah merasa terperangkap dalam raga yang salah sejak masih kecil. Seumur hidupnya, ia berusaha menyembunyikan perasaan ini dari orang-orang di sekitarnya. Termasuk, anak dan istrinya, yang sampai sekarang masih terikat tali pernikahan dengannya.
Sebenarnya, Qian sempat mengonsumsi obat-obatan hormon pada 60-an. Namun, seperti dilansir Shanghai Daily, Qian akhirnya berhenti, karena obat-obatan itu tidak memberinya efek apa pun.Pelan-pelan, hal itu semakin menyiksa batinnya. Pada Desember 2008, Qian memutuskan untuk tidak lagi "bersembunyi" dengan mulai menggunakan pakaian wanita dan melakukan suntik hormon untuk membesarkan payudaranya.
Dalam usahanya memperoleh pengakuan, Qian yang kelahiran Jiaxing ini lalu mengirim surat pada bekas kantornya, Biro Kebudayaan Foshan. Dalam suratnya, ia mengeluh karena harus menggunakan pakaian laki-laki selama hidupnya untuk menutupi identitasnya.
Tidak cukup sampai di situ, Qian kembali mengirim surat pada 2010. Kali ini, dia mengukuhkan identitasnya sebagai seorang wanita bernama Qian Yiling. Walaupun berminat menjalani operasi transeksual, namun ia memilih tidak menjalaninya karena rumit dan berisiko.
Mantan rekan kerja serta beberapa kerabat Qian menghormati serta menerima keputusannya, karena menganggap keputusannya sebagai hal yang sangat pribadi.
Aktivis hak kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) China juga memuji keberaniannya untuk mengaku, mengingat hal itu bagi komunitas LGBT di China masih menghadapi banyak masalah seperti sensor dan prasangka.
"Orang-orang masih takut terhadap orang lain yang berbeda," kata Wei, salah satu aktivis.
Namun, ada pula yang kurang bisa menerima Qian. "Orang ini mungkin sinting," tulis seorang pengguna internet.Anak-anak kecil di lingkungan sekitar Qian juga sering mengganggunya dengan menyebutnya sebagai 'manusia monster'. "Saya tidak merasa diri saya inferior. Saya tidak akan berhenti berjuang," kata Qian.
Namun, ada pula yang kurang bisa menerima Qian. "Orang ini mungkin sinting," tulis seorang pengguna internet.Anak-anak kecil di lingkungan sekitar Qian juga sering mengganggunya dengan menyebutnya sebagai 'manusia monster'. "Saya tidak merasa diri saya inferior. Saya tidak akan berhenti berjuang," kata Qian.